Pasien gizi buruk Mangunjaya akhirnya meninggal dunia
| 3.467 Views
Keluarganya memang dari kalangan tidak mampu. Orang tuanya hanya buruh serabutan
Bekasi (ANTARA News) - Azahra Wulandari (1), pasien penderita gizi buruk di Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akhirnya meninggal dunia pada Selasa (4/11) malam.
"Azahra telah meninggal dunia jam 21.30 WIB malam tadi di rumahnya," kata Kepala Desa Mangunjaya, Idi Rohidi, di Tambun, Rabu.
Menurut dia, Azahra meninggal dunia beberapa saat setelah dibawa pulang dari Rumah Sakit Adam Thalib, Cibitung oleh pihak keluarga.
Sebelumnya, orang tua pasien yakni Dirman (27) dan Nunu Nurhayati (23), memaksa pihak rumah sakit untuk memulangkan anaknya karena keluarga tidak sanggup membiayai pengobatan pasien yang mencapai Rp7,5 juta per malam.
Upaya memulangkan Azahra pun sempat menuai konflik karena pihak rumah sakit tidak mengizinkan pasien pulang sebelum biaya perawatannya selama dua hari sejak Sabtu (1/11) hingga Minggu (2/11) dilunasi keluarga.
Namun beruntung, Kepala Desa Mangunjaya Idi Rohidi mau menggadaikan mobil dinas kepala desanya untuk mengeluarkan Azahra dari rumah sakit swasta itu.
Niat keluarga untuk merawat Azahra ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat juga gagal karena tidak adanya ruang perawatan yang tersisa untuk balita perempuan itu.
Azahra pun meninggal dunia setelah dua jam tiba rumahnya Kampung Siluman RT 01 RW 18, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan.
"Keluarganya memang dari kalangan tidak mampu. Orang tuanya hanya buruh serabutan," katanya.
Sementara itu, kedua orang tua Azahra nampak bersedih saat memakamkan putri keduanya itu pada Rabu siang (5/11) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitar.
"Saya mohon, cukup anak saya yang menjadi korban akibat mahalnya biaya rumah sakit," ujar Dirman.
Sejumlah perangkat Desa Mangunjaya hadir di pemakaman Kampung Poncol Mangunjaya itu untuk menyaksikan prosesi pemakaman Azahra.
"Azahra telah meninggal dunia jam 21.30 WIB malam tadi di rumahnya," kata Kepala Desa Mangunjaya, Idi Rohidi, di Tambun, Rabu.
Menurut dia, Azahra meninggal dunia beberapa saat setelah dibawa pulang dari Rumah Sakit Adam Thalib, Cibitung oleh pihak keluarga.
Sebelumnya, orang tua pasien yakni Dirman (27) dan Nunu Nurhayati (23), memaksa pihak rumah sakit untuk memulangkan anaknya karena keluarga tidak sanggup membiayai pengobatan pasien yang mencapai Rp7,5 juta per malam.
Upaya memulangkan Azahra pun sempat menuai konflik karena pihak rumah sakit tidak mengizinkan pasien pulang sebelum biaya perawatannya selama dua hari sejak Sabtu (1/11) hingga Minggu (2/11) dilunasi keluarga.
Namun beruntung, Kepala Desa Mangunjaya Idi Rohidi mau menggadaikan mobil dinas kepala desanya untuk mengeluarkan Azahra dari rumah sakit swasta itu.
Niat keluarga untuk merawat Azahra ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat juga gagal karena tidak adanya ruang perawatan yang tersisa untuk balita perempuan itu.
Azahra pun meninggal dunia setelah dua jam tiba rumahnya Kampung Siluman RT 01 RW 18, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan.
"Keluarganya memang dari kalangan tidak mampu. Orang tuanya hanya buruh serabutan," katanya.
Sementara itu, kedua orang tua Azahra nampak bersedih saat memakamkan putri keduanya itu pada Rabu siang (5/11) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitar.
"Saya mohon, cukup anak saya yang menjadi korban akibat mahalnya biaya rumah sakit," ujar Dirman.
Sejumlah perangkat Desa Mangunjaya hadir di pemakaman Kampung Poncol Mangunjaya itu untuk menyaksikan prosesi pemakaman Azahra.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2014