INFORMASI

Warga Griya Persada atau DE GREEN siap menghadapi banjir tahunan Hub. Rt.06/13 *** Ciptakan lingkungan Bersih, Aman dan Damai *** Warga diharapkan tetap kompak

Senin, 23 Juni 2014

Pahlawan ku hanya tukang sampah yang berjasa !



Pahlawan ku hanya tukang sampah yang berjasa !

Ini yang tepat untuk menggambarkan kondisi objektif tukang sampah yang telah berjasa merawat lingkungan sekitar kita. Hampir bertahun-tahun Pak Udin menjadi tukang sampah di Perumahan Griya Persada. 
Kita bisa bayangkan, betapa kotornya hidup ini jika tak ada orang yang ikhlas menjadi seperti Pak Udin. Lalat berkerumun di depan rumah, sisa-sisa makanan dan plastik berserakan di mana-mana, bau busuk menyengat hidung membuat perut jadi mual, dan segala bentuk benyakit yang timbul dalam lingkungan kita, jika tak ada yang berani menjadi pahlawan sampah seperti Pak Udin dengan jiwa yang kuat dan nurani yang bersih tertanam dalam dirinya yang selalu membuat dirinya terdorong untuk membersihkan sampah dari lingkungan rumah kita. 

Pak Udin begitu berani melawan perasaan dan bisikan-bisikan setan yang selalu meledek bahwa menjadi tukang sampah adalah hina, profesi rendahan, manusia kotor, sekotor sampah itu.  

Terlintas di benak pikiran dan cita-citanya apalagi membayangkan dirinya menjadi tukang sampah, yang berjalan dari rumah ke rumah sekeliling komplek, hanya demi memunguti sampah warga griya. 

Ketika semua orang membenci dan menghindari bau busuk atau lalat yang kadang membawa penyakit, pahlawan sampah ini malah dipaksa mengakrabinya dari hari ke hari, dengan resiko yang berat; terkena penyakit tentulah amat tinggi resikonya, selain gangguan pernapasan, penyakit kulit menjadi ancaman yang selalu mengintip dirinya.

Dalam melakukan pembersihan lingkungan seringkali, bahkan nyaris tidak mengenakan perlengkapan seperti masker, kaus tangan, sepatu boot, bahkan jaket panjang. Dan juga tak jarang, dilirik dan dihiraukan orang ini yang berpenghasilan minim dan perkerjaan dinilai begitu hina oleh masyarakat! 

Jangankan berperalatan lengkap dengan masker, kaus tangan dan sepatu bot, gerobak sampahnya rusak kadang merasa kesulitan untuk memperbaikinya dikarenakan penghasilan yang cukup minim.

Apa yang ada dalam pikir-nya hanyalah impian, bahwa esok pagi anak dan istri mereka merengek minta sesuap nasi dan selalu berdo'a agar badan tetap sehat mengingat tidak ada jaminan kesehatannya.

Marilah kita pikirkan bersama-sama untuk jalan keluarnya kelak kalau pak udin sudah pensiun siapa orangnya yang mau menggantikannya, agar apa yang kita bayangkan hidup dalam lingkungan kotor dan berbau.



----------------  000  -----------------
Comments
1 Comments

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kasihan deh pak udin